Kamis, 04 Juni 2015

Proses Bisnis Supply Chain Management (SCM)

Pada postingan yang ke dua ini ane ingin mengupas tema proses bisnis SCM. Tema ini ane anggap penting karena setelah mengenal perumpamaan otak dan nyawa pada postingan sebelumnya kita perlu memahami bagian-bagian SCM dan fungsi dari masing-masingnya.
Supply chain mempunyai beberapa bagian. Setiap bagian memiliki keterkaitan dan fungsi yang berbeda. Secara umum, mungkin rantai berikut dapat mendeskripsikan bagian-bagian tersebut :
Inventory control adalah perencana, Purchasing sebagai pembeli yang bertugas untuk mengadakan (procure) material, Warehousing adalah pengelola/ distributor dan Fungsi pengguna adalah pemakai barang. Pada industri perminyakan biasanya ada satu bagian tambahan yaitu Contract Management untuk pengelolaan kontrak jasa ataupun material.
Terusss, yang dimaksud bisnis pada kalimat “proses bisnis SCM” itu apa bro…..?
Begini penjelasannya.
Yang namanya bisnis itu pasti ujung-ujung nya profit/ keuntungan. Untuk apa berbisnis kalau tidak untung. Betul…. Ga….? Walaupun sebagian orang ada yang berbisnis untuk mencari pengalaman… Hehehehehe.
Nah, SCM juga demikian. Proses bisnis SCM itu dapat diartikan sebagai proses sinergi seluruh bagian-bagian di SCM untuk menghasilkan profit. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bisa SCM  menghasilkan profit? Bukankah yang menghasilkan profit itu bagian penjualan….?
Itu paradikma kacamata kuda bro.
Sebenarnya, profit bisa dihasilkan setidaknya dengan tiga cara,
  • Pertama, menaikan penjualan : Bisa dengan menaikan volume penjualan atau menaikkan harga.
  • Kedua, Mengurangi biaya produksi : Bisa dengan menghemat pemakaian bahan baku, menurunkan biaya overhead (energi, mesin).
  • Ini dia… Ketiga, Melakukan efisiensi pengelolaan material : Bisa dengan memaksimalkan negosiasi pembelian material dan meningkatkan TOR (nyawanya inventory control – postingan pertama *red).
Agar mendapatkan gambaran yang ril, berikut ane kasih contoh yang pake angka-angka:
Sebuah perusahaan pengolahan minyak bumi (oil refinery) memiliki maraca sebagai berikut (angka-angka merupakan perkiraan) :
Biaya produksi/ tahun
Pembelian bahan baku crude
Pembelian catalis, chemical, dan material maintenance
Manpower
        Overhead (energy, mesin)

9.000 Miliar Rupiah
300 Miliar Rupiah

100 Miliar Rupiah
600 Miliar Rupiah
Nilai penjualan produk/ tahun
11.000 Miliar Rupiah
Dari neraca di atas dapat dilihat bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan 1.000 miliar. Untuk menaikan profit sebesar 1% saja (10 miliar) yang bisa dilakukan adalah :
  • Menaikan sales 1%
  •  Manurunkan biaya manpower (gaji karyawan) 10%
  • Menekan biaya overhead 1,67%
  • Menekan biaya pembelian 0,11%

Ya…. Opsi yang paling strategis adalah opsi ke-4. Dengan negosiasi pembelian material, cost reduction 0,11% itu sangat mungkin didapatkan. Di sini kita bisa melihat potensial profit yang luar biasa besar dengan mengoptimalkan SCM hanya dari sisi pembelian material.
Kembali kepada pengertian proses bisnis SCM, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya proses bisnis ini merupakan sinergi bagian-bagian di SCM untuk menghasilkan profit. Untuk bersinergi, masing-masing bagian perlu menjalankan tugasnya dengan baik. Berikut adalah tugas dari masing-masing bagian tersebut :
Tugas
Bagian
1.    Standarisasi dan pengkodean
2.  Penentuan kebutuhan dan pengendalian persediaan
Inventory Control
3.    Procurement/ pengadaan
4.    Estimasi harga
5.    Expediting/ pelacakan material
Purchasing
6.    Receiving/ penerimaan material
7.    Custom & clearance
8.    Stock keeping/ pengimpanan material
9.    Distribusi material
10.  Write off/ penghapusan
Warehousing

Dari sepuluh tugas-tugas di atas, akan dibahas satu persatu pada postingan selanjutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar