Pada postingan yang ke dua ini ane ingin mengupas tema
proses bisnis SCM. Tema ini ane anggap penting karena setelah mengenal
perumpamaan otak dan nyawa pada postingan sebelumnya kita perlu memahami bagian-bagian
SCM dan fungsi dari masing-masingnya.
Supply chain mempunyai beberapa bagian. Setiap bagian
memiliki keterkaitan dan fungsi yang berbeda. Secara umum, mungkin rantai
berikut dapat mendeskripsikan bagian-bagian tersebut :
Inventory control adalah perencana, Purchasing sebagai
pembeli yang bertugas untuk mengadakan (procure) material, Warehousing adalah
pengelola/ distributor dan Fungsi pengguna adalah pemakai barang. Pada industri
perminyakan biasanya ada satu bagian tambahan yaitu Contract Management untuk
pengelolaan kontrak jasa ataupun material.
Terusss, yang dimaksud bisnis pada kalimat “proses bisnis
SCM” itu apa bro…..?
Begini penjelasannya.
Yang namanya bisnis itu pasti ujung-ujung nya profit/
keuntungan. Untuk apa berbisnis kalau tidak untung. Betul…. Ga….? Walaupun
sebagian orang ada yang berbisnis untuk mencari pengalaman… Hehehehehe.
Nah, SCM juga demikian. Proses bisnis SCM itu dapat
diartikan sebagai proses sinergi seluruh bagian-bagian di SCM untuk
menghasilkan profit. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bisa SCM menghasilkan profit? Bukankah yang
menghasilkan profit itu bagian penjualan….?
Itu paradikma kacamata kuda bro.
Sebenarnya, profit bisa dihasilkan setidaknya dengan tiga
cara,
- Pertama, menaikan penjualan : Bisa dengan menaikan volume penjualan atau menaikkan harga.
- Kedua, Mengurangi biaya produksi : Bisa dengan menghemat pemakaian bahan baku, menurunkan biaya overhead (energi, mesin).
- Ini dia… Ketiga, Melakukan efisiensi pengelolaan material : Bisa dengan memaksimalkan negosiasi pembelian material dan meningkatkan TOR (nyawanya inventory control – postingan pertama *red).
Agar mendapatkan gambaran yang ril, berikut ane kasih
contoh yang pake angka-angka:
Sebuah perusahaan pengolahan minyak bumi (oil refinery)
memiliki maraca sebagai berikut (angka-angka merupakan perkiraan) :
Biaya
produksi/ tahun
Pembelian
bahan baku crude
Pembelian
catalis, chemical, dan material maintenance
Manpower
Overhead
(energy, mesin)
|
9.000 Miliar Rupiah
300 Miliar Rupiah
100 Miliar Rupiah
600 Miliar Rupiah
|
Nilai
penjualan produk/ tahun
|
11.000
Miliar Rupiah
|
Dari neraca di atas dapat dilihat bahwa perusahaan
mendapatkan keuntungan 1.000 miliar. Untuk menaikan profit sebesar 1% saja (10
miliar) yang bisa dilakukan adalah :
- Menaikan sales 1%
- Manurunkan biaya manpower (gaji karyawan) 10%
- Menekan biaya overhead 1,67%
- Menekan biaya pembelian 0,11%
Ya…. Opsi yang paling strategis adalah opsi ke-4. Dengan
negosiasi pembelian material, cost reduction 0,11% itu sangat mungkin
didapatkan. Di sini kita bisa melihat potensial profit yang luar biasa besar
dengan mengoptimalkan SCM hanya dari sisi pembelian material.
Kembali
kepada pengertian proses bisnis SCM, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya
proses bisnis ini merupakan sinergi bagian-bagian di SCM untuk menghasilkan
profit. Untuk bersinergi, masing-masing bagian perlu menjalankan tugasnya
dengan baik. Berikut adalah tugas dari masing-masing bagian tersebut :
Tugas
|
Bagian
|
1. Standarisasi dan pengkodean
2. Penentuan kebutuhan dan pengendalian
persediaan
|
Inventory
Control
|
3. Procurement/ pengadaan
4. Estimasi harga
5. Expediting/ pelacakan material
|
Purchasing
|
6. Receiving/ penerimaan material
7. Custom & clearance
8. Stock keeping/ pengimpanan material
9. Distribusi material
10. Write off/ penghapusan
|
Warehousing
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar