Melanjutkan tema
proses bisnis SCM, pada postingan kali ini kita akan fokus pada sinergi antar
bagian di SCM. Agar proses sinergi dapat berjalan dengan smooth, masing-masing
bagian harus menjalankan tugasnya dengan baik sebab produk sebuah bagian akan
menjadi input bagi bagian yang lain.
Untuk menggambarkan hal
tersebut, ane analogikan seperti putaran roda gigi. Bila salah satu roda gigi
berputar dengan rotasi/ orientasi berbeda, maka secara keseluruhan akan
menghambat proses sinergi atau bahkan dapat merusak roda gigi yang lain. Begitu
juga dengan proses bisnis SCM, bila satu bagian tidak menjalankan tugasnya
dengan baik maka akan mengganggu sinergi yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kerugian secara finansial.
Mari
kita mulai dengan Inventory Control
Secara umum tugas dari
Inventory Control adalah:
- Standarisasi dan pengkodean
- Penentuan kebutuhan dan pengendalian persediaan
Namun bila di-deep dive
(ditelusuri lebih dalam) cakupan tugas-tugas inventory control sangatlah luas.
Untuk standarisasi dan pengkodean saja setidaknya ada 7 hal yang harus
dilakukan. Hal-hal tersebut adalah :
- Create (membuat) kode indentifikasi material dengan deskripsi yang jelas menurut standar yang sudah ditetapkan.
- Melengkapi data pendukung (drawing dan data sheet).
- Melakukan update atau delete material kode jika ada perubahan spesifikasi.
- Menentukan kebijakan pengelolaan material (di-treatment sebagai stock atau bukan stock).
- Membuat dan mengawasi standard operation procedure (SOP) SCM sebagai panduan tugas dan tanggung jawab pekerja.
- Mengkoordinasi pelaksanaan annual physical check material.
- Membuat laporan pengeloaan material.
Selanjutnya, dalam
penentuan kebutuhan dan pengendalian persediaan tugas inventory control adalah
:
- Penganalisa karakteristik material (pengelompokan/ grouping material sejenis) guna menentukan strategi pengelolaan yang paling cocok.
- Menentukan jumlah pesanan dan waktu pemesanan.
- Membuat forecast (perkiraan) pemakaian material.
- Mengontrol nilai Turn Over Ration (TOR) dan Service Level (SL)
Sesuatu yang menjadi
produk bagian Inventory Control dan penjadi input bagi Purchasing adalah
permintaan pembelian material atau lebih dikenal dengan istilah Purchase
Requisition (PR). PR harus jelas dan lengkap dengan data pendukung agar
purchasing dapat mengadakan material sesuai dengan yang direncanakan (tepat
waktu, tepat harga dan tepat kualitas).
Selanjutnya
kita akan membahas tugas bagian Purchasing.
Sebagai mana yang sudah
diebutkan pada postingan sebelumnya, tugas purchasing adalah:
1. Procure atau mengadakan material
2. Membuat estimasi harga
3. Expediting/ pelacakan material
Berikut adalah deep dive
dari tiga tugas pokok purchasing di atas:
Untuk mengadakan
material, seorang purchasing staff harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Menganalisa spesifikasi material yang akan diadakan dan memeriksa kelengkapan data pendukung.
- Mencari sumber/ source yang dapat menyediakan material (pabrik/ agen/ stokis/ trader).
- Menentukan stretegi pembelian (long term agreement/ konsinyasi/ blanket order/ pembelian langsung).
- Menentukan metoda pengadaan material yang paling cocok (tunjuk langsung/ pemilihan langsung/ lelang)
- Menyiapkan document pengadaan.
- Membuat purchase order (PO).
- Mengkoordinasikan pembukaan letter of credit (LC) untuk material impor.
Namun perlu diingat
bahwa untuk membuat kesepakatan harga, pembeli (dalam hal ini bagian
purchasing) harus memiliki harga perkiraan sendiri/ estimasi harga. Estimasi
harga atau dikenal juga dengan owner estimate (OE) merupakan mandatory tool
untuk menilai tingkat kewajaran harga suatu material yang akan dibeli. OE dapat
disusun dengan metoda sebagai berikut:
- Engineering estimate, yaitu penyusunan OE dengan pendekatan technical. Contohnya adalah menghitung harga material berdasarkan cost structure (akan dibahas khusus pada postingan selanjutnya dengan tema penyusunan OE).
- Berdasarkan harga pembelian sebelumnya yang divalidasi (kurs, index nelson fahrar, index energy, index komoditi).
- Berdasarkan perbandingan hasil sourcing/ quotation.
Satu hal lagi yang
menjadi tugas purchasing adalah expediting/ pelacakan material. Untuk
meng-expedite material, hal-hal yang dilakukan adalah:
- Regular monitoring progress material (bisa dengan report diagram S atau follow up by email/ telepon).
- Meyakinkan semua dokumen pendukung (certificate dan shipping document) comply agar tidak terjadi kendala pada saat pembebasan ataupun saat final inspeksi di site.
- Pengecekan lansung ke manufacture atau fabricator.
Terakhir
adalah tugas warehousing
Cakupan tugas bagian
warehousing adalah:
1. Receiving/ penerimaan material
2. Custom & clearance
3. Stock keeping/ pengimpanan material
4. Distribusi material
5. Write off/ penghapusan
Sama halnya dengan
penjelasan sebelumnya untuk bagian Inventory Control dan Purchasing. Tugas
bagian Warehousingpun dapat dijabarkan secara detail. Untuk receiving/
penerimaan material, ada lima hal mandatory yang harus dilakukan:
- Unloading material dari truck (sarana pengangkut).
- Inspeksi visual dan quantity.
- Inspeksi teknis dan pengetesan bekerjasama dengan inspection engineer.
- Distribusi material yang sudah dinyatakan diterima/sudah di-gods receipt (GR) ke lokasi penyimpanan.
- Membuat permintaan pembayaran untuk material yang sudah dinyatakan diterima.
Penjabaran tugas detail
custom & clearance adalah sebagai berikut:
- Dalam rangka impor
- Memeriksa kelengkapan shipping
document dan mengkomunikasikan ke shipper bila ada document yang tidak comply.
- Membuat Pemberitahuan Impor Barang
(PIB) dan melakukan pengurusan pembayaran Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) ke
Bea Cukai.
- Menunjuk Perusahaan Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK) untuk mengambilan Delivery Order (DO) dan material serta
mengirim material tersebut ke Receiving.
- Dalam rangka ekspor
- Mengkoordinasikan kelengkapan document
ekspor (Invoice dan Packing List).
- Membuat Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) dan melakukan pengurusan administrasi ekspor ke Bea Cukai.
- Menkoordinasikan inspeksi kapal,
persiapan loading dengan Bea Cukai.
Berikut adalah
penjabaran tugas stock keeping/ penyimpanan dan distribusi material:- Menerima material dari receiving dan menyimpannya di bin/ tempat penyimpanan yang sudah disediakan.
- Melakukan penataan bin/ tempat penyimpanan sesuai standar.
- Malakukan pencatatan barang keluar/ gods issue (GI).
- Berkoordinasi dengan bagian terkait untuk melakukan annual physical check material.
Terakhir adalah detail
tugas write off/ penghapusan:
Detail tugas penghapusan
(administrasi dan teknis) akan dibahas tersendiri pada postingan selanjutnya…..
Hehehehehe.
Dari uraian tugas-tugas di
atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa untuk menciptakan sinergi yang mantap,
masing-masing bagian harus menjalankan tugasnya dengan baik dan memastikan agar
bagian yang akan melanjukan proses bisnis dapat bekerja dengan baik pula.
Demikian
dulu postingan kali ini, semoga penjelasan proses bisnis SCM ini bermanfaat
bagi pembaca sekalian. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar